Friday, April 29, 2016

#BahagiaDiRumah #BahagiaDiAsrama Bahagia itu Sederhana

Hai pembaca blog saya^^ kali ini saya mau menulis beberapa cerita, yang semoga bisa memberikan inspirasi dan manfaat buat yang membacanya.

Ketika membicarakan, ngobrol-ngobrol soal rumah, jadi teringat sama keluarga. Berhubung saya baru saja lulus dari kuliah, jadi saya mau menceritakan bagaimana jadi anak rantauan yang jauh dari rumah dan keluarga.

Selepas lulus dari sekolah tri-school alias SD, SMP, SMA saya tidak penah berpikiran untuk kuliah jauh dari rumah, karena ada kampus -yang favorit semua orang dan bagus- di dekat rumah, namun karena persaingan yang sangat ketat mengharuskan saya mau tidak mau harus mendaftar di kampus yang bukan ada di kota saya, yaaa meskipun jarak kota saya dengan kota kampus tidak jauh, namun melihat konsekuensi kalau kuliah pulang malam dan kondisi fisik, saya pun juga harus merantau yang artinya gak lagi tinggal di rumah dengan keluarga.

Kebetulan satu tahun di tempat kuliah saya mewajibkan tinggal di asrama kampus, dimana saya harus berbagi kamar dengan 3 orang lainnya, berbagi gedung dengan banyak orang lainnya.

Ketika memulai hari perantauan saya, mulai terasa menyenangkan, excited karena akan mendapatkan tempat baru yang meski asing dan akan mendapatkan teman baru meski tidak tahu bisa jadi teman hidup atau tidak #eaak

----

Satu hari satu malam tinggal di asrama bertemu dengan teman yang ternyata juga anak rantauan masih agak canggung, belum lagi saya yang belum membawa banyak perlengkapan ini-itu (karena saya pikir akan ada semuanya di asrama) jadi saya melewatkan malam dengan ’apa adanya’ bahkan ada salah satu teman saya yang merasa kasihan melihat saya, hehe padahal ini memang kesalahan saya.

Dua hari tiga hari terlewati… 
sampai pada akhirnya satu minggu terlewati untuk tidak tinggal di rumah dan jadi anak asrama, saya mulai merasakan ke-tidak-betah-an atau orang lain bilang dengan bahasa kerennya home sick, mulai dari badan saya yang tiba-tiba merasakan ke-tidak-cocok-an dengan air asrama, mulai merasa sakit-sakitan (oke, yang ini agak lebay hehe) akhirnya saya meminta izin kepada pihak asrama untuk izin istirahat di rumah, dan…… 

jegerr… 
pas di rumah saya merasakan lagi kasih sayang dan perhatian orang tua saya yang tidak akan saya dapatkan dari manapun, apalagi ketika sakit, siapa lagi orang pertama yang khawatir dan menjaga kita selain orang tua dan keluarga.

Dua atau tiga hari di asrama akan berbeda rasanya dengan di rumah, bila di asrama satu hari saja rasanya lama sekali, tapi di rumah, tiga hari saja berasa satu hari. Namun, karena kewajiban juga sebagai seorang anak untuk menuntut ilmu membuat saya harus kembali lagi ke asrama, saat di asrama saya sudah mulai dekat dengan teman sekamar, teman satu lorong, bahkan teman satu gedung meski tidak semuanya saya kenal hehe.
---

Melewatkan 1 semester di asrama ternyata tidak selama yang saya bayangkan, bila dulu saya merasa satu hari saja di asrama berasanya lama sekali, tapi kini ketika ada libur -saya yang notabenenya sering pulang ke rumah karena rindu rumah, alias rindu masakan ibu- terkadang juga rindu dengan candaan dengan teman sekamar, dimana bisa saling bertukar informasi ataupun cerita konyol, menonton film bersama, berbagi makanan, pinjam-pinjaman baju tas bahkan sepatu, bahkan sampai janjian untuk cuci baju bersama, lucu yaa… iya lucu dan jadi kenangan.

Hal yang paling membuat bahagia di tengah keluarga adalah merayakan hari bahagia, hari ulang tahun, #bahagiadirumah, bedanya kali ini ulang tahun saya dilewatkan di asrama, namun kebahagiaan itu hadir meski jauh dari keluarga, saya bisa mendapatkan kejutan dari teman kamar saya, dimana saya harus meniup lilin di jam 3 pagi. kejutan unik memang. 

Bahagia bila ulang tahun dirayakan dengan semua orang, seperti Tabloid Nova dengan Novaversary (Ulang tahun Nova ke 28 tahun) yang kali ini bisa mengadakan lomba menulis blog semacam ini, bisa meningkatkan kreatifitas dan kemampuan orang juga, terima kasih Novaversary.


---

Ketika sudah satu tahun terlewati, berakhir sudah masa tinggal di asrama, berakhir untuk tingggal dengan 4 orang dalam satu kamar, tapi tidak berakhir untuk hubungan dan silahturahmi kami sebagai keluarga asrama. Mengadakan farewell, ada sedikit sedih tapi bahagia pun juga ada, itu artinya saya bisa menjadi anak rantauan, yang harus jauh dari keluarga, jauh dari rumah.

Asrama, dari sini saya menemukan arti keluarga ke-2, selain dari keluarga di rumah, kebahagiaan juga bisa saya dapatkan dari keluarga di asrama, yang beda hanya tempat, satu di rumah satunya di asrama, bersyukur bisa menikmatinya, bersyukur bisa melewatinya, bersyukur bisa memilikinya, bersyukur bisa bahagia, #bahagiadirumah #bahagiadiasrama #bahagiaitusederhana.