Hai pembaca blog saya^^ kali ini saya mau menulis beberapa
cerita, yang semoga bisa memberikan inspirasi dan manfaat buat yang membacanya.
Ketika membicarakan, ngobrol-ngobrol
soal rumah, jadi teringat sama keluarga. Berhubung saya baru saja lulus dari
kuliah, jadi saya mau menceritakan bagaimana jadi anak rantauan yang jauh dari
rumah dan keluarga.
Selepas lulus dari sekolah tri-school alias SD, SMP, SMA saya tidak penah berpikiran untuk
kuliah jauh dari rumah, karena ada kampus -yang favorit semua orang dan bagus-
di dekat rumah, namun karena persaingan yang sangat ketat mengharuskan saya mau tidak mau harus mendaftar di kampus
yang bukan ada di kota saya, yaaa meskipun jarak kota saya dengan kota kampus
tidak jauh, namun melihat konsekuensi kalau kuliah pulang malam dan kondisi
fisik, saya pun juga harus merantau
yang artinya gak lagi tinggal di rumah dengan keluarga.
Kebetulan satu tahun di tempat kuliah saya mewajibkan tinggal di
asrama kampus, dimana saya harus berbagi kamar dengan 3 orang lainnya, berbagi
gedung dengan banyak orang lainnya.
Ketika memulai hari perantauan saya, mulai terasa
menyenangkan, excited karena akan mendapatkan tempat baru yang meski asing dan
akan mendapatkan teman baru meski tidak tahu bisa jadi teman hidup atau tidak
#eaak
----
Satu hari satu malam tinggal di asrama bertemu dengan teman
yang ternyata juga anak rantauan masih agak canggung, belum lagi saya yang
belum membawa banyak perlengkapan ini-itu (karena saya pikir akan ada semuanya
di asrama) jadi saya melewatkan malam dengan ’apa adanya’ bahkan ada salah satu
teman saya yang merasa kasihan melihat saya, hehe padahal ini memang kesalahan
saya.
Dua hari tiga hari terlewati…
sampai pada akhirnya satu
minggu terlewati untuk tidak tinggal di rumah dan jadi anak asrama, saya mulai
merasakan ke-tidak-betah-an atau orang lain bilang dengan bahasa kerennya home sick, mulai dari badan saya yang
tiba-tiba merasakan ke-tidak-cocok-an dengan air asrama, mulai merasa
sakit-sakitan (oke, yang ini agak lebay hehe) akhirnya saya meminta izin kepada
pihak asrama untuk izin istirahat di rumah, dan……
jegerr…
pas di rumah saya
merasakan lagi kasih sayang dan perhatian orang tua saya yang tidak akan saya
dapatkan dari manapun, apalagi ketika sakit, siapa lagi orang pertama yang
khawatir dan menjaga kita selain orang tua dan keluarga.
Dua atau tiga hari di asrama akan berbeda rasanya dengan di
rumah, bila di asrama satu hari saja rasanya lama sekali, tapi di rumah, tiga
hari saja berasa satu hari. Namun, karena kewajiban juga sebagai seorang anak
untuk menuntut ilmu membuat saya harus kembali lagi ke asrama, saat di asrama
saya sudah mulai dekat dengan teman sekamar, teman satu lorong, bahkan teman
satu gedung meski tidak semuanya saya kenal hehe.
---
Melewatkan 1 semester di asrama ternyata tidak selama yang
saya bayangkan, bila dulu saya merasa satu hari saja di asrama berasanya lama
sekali, tapi kini ketika ada libur -saya yang notabenenya sering pulang ke
rumah karena rindu rumah, alias rindu masakan ibu- terkadang juga rindu dengan
candaan dengan teman sekamar, dimana bisa saling bertukar informasi ataupun cerita
konyol, menonton film bersama, berbagi makanan, pinjam-pinjaman baju tas bahkan
sepatu, bahkan sampai janjian untuk cuci baju bersama, lucu yaa… iya lucu dan
jadi kenangan.
Hal yang paling membuat bahagia di tengah keluarga adalah
merayakan hari bahagia, hari ulang tahun, #bahagiadirumah, bedanya kali ini
ulang tahun saya dilewatkan di asrama, namun kebahagiaan itu hadir meski jauh
dari keluarga, saya bisa mendapatkan kejutan dari teman kamar saya, dimana saya
harus meniup lilin di jam 3 pagi. kejutan unik memang.
Bahagia bila ulang tahun
dirayakan dengan semua orang, seperti Tabloid Nova dengan Novaversary (Ulang tahun Nova ke 28 tahun) yang kali ini bisa mengadakan lomba menulis blog semacam ini, bisa
meningkatkan kreatifitas dan kemampuan orang juga, terima kasih Novaversary.
---
Ketika sudah satu tahun terlewati, berakhir sudah masa
tinggal di asrama, berakhir untuk tingggal dengan 4 orang dalam satu kamar,
tapi tidak berakhir untuk hubungan dan silahturahmi kami sebagai keluarga
asrama. Mengadakan farewell, ada
sedikit sedih tapi bahagia pun juga ada, itu artinya saya bisa menjadi anak
rantauan, yang harus jauh dari keluarga, jauh dari rumah.
Asrama, dari sini saya menemukan arti keluarga ke-2, selain
dari keluarga di rumah, kebahagiaan juga bisa saya dapatkan dari keluarga di
asrama, yang beda hanya tempat, satu di rumah satunya di asrama, bersyukur bisa
menikmatinya, bersyukur bisa melewatinya, bersyukur bisa memilikinya, bersyukur
bisa bahagia, #bahagiadirumah #bahagiadiasrama #bahagiaitusederhana.