Keterangan buku:
Judul: The
Lady In Red
Penulis:
Arleen A
Editor: Dini
Novita Sari
Penerbit: PT
Gramedia Pustaka Utama
Halaman: 360
hal
ISBN:
978-602-03-2712-9
Blurb
Betty ...
sebenarnya tidak ingin
bersekolah di private school yang mahal itu
bersekolah di sana hanya
karena mendapatkan beasiswa
tidak tahu bahwa itu akan
mengubah hidupnya
Robert ...
sebenarnya tidak suka
bersekolah di private school yang mahal itu
bersekolah di sana hanya
karena disuruh orang tuanya
tahu bahwa itu memang
jalannya ketika ia melihat Betty
Rhonda ...
tahu ia gemuk
tidak tahu bahwa ia
menyukai Greg
tidak tahu bahwa Greg
menyukainya juga
Greg ...
tahu ia hanya seorang
pekerja di peternakan milik keluarga Rhonda
tidak tahu apakah ia
berhak menganggap tempat itu rumah
tidak tahu apakah ia
berhak menyukai Rhonda
Tapi sejauh apa pun
dirimu pergi,
Sejauh apa pun perasaanmu
menjauh,
Selalu akan ada tempat
yang menarikmu pulang,
Selalu akan ada hati yang
menarikmu kembali.
Review:
Satu kata
pertama setelah saya akhirnya bisa menyelesaikan bacaan novel ini adalah
AMAZING! dan kalau perlu ditambahkan beberapa kata lagi untuk melengkapi, saya
akan menambahkan kata WOW dan KEREN untuk novel karya kak Arleen ini.
Novel ini
mengangkat tema yang masih sama dengan novel kak Arleen yang pertama, yakni
tentang Cinta, Romansa dua insan –bahkan bisa jadi lebih– yang dibumbui dengan
konflik kehidupan, menariknya dari novel ini adalah tidak hanya menceritakan
satu generasi, tapi beberapa generasi.
Novel tebal tapi tidak jadi masalah ketika dapat membuat pembacanya –termasuk saya–
selalu dibuat penasaran untuk lanjut membuka halaman demi halaman.
Novel ini di
bagi menjadi tiga bagian, ketika saya membaca bagaikan menyusun puzzle cerita, dan
sempat mempertanyakan mengapa harus ada interlude di tengah cerita, tapi
kemudian rasa penasaran saya terjawab setelah saya selesai membaca novel ini.
Salut
untuk pemikiran kak Arleen yang di luar dugaan ini.
Tokoh dan
karakter dalam novel ini dijabarkan lengkap, dimulai dari Betty Liu yang merupakan keturunan Tionghoa, yang harus diatur warna
bajunya.
Betty harus sesering mungkin memakai baju berwarna merah yang menyatakan kegembiraan dan keberuntungan. (hal 9)
Betty dan
keluarganya tinggal di Amerika dan ia bisa bersekolah di Redwood High School karena mendapatkan beasiswa. Betty tidak
menyukai sekolah barunya namun berubah ketika ia kenal dengan Robert, yang dilahirkan dan tumbuh di Wotton Dairy Farm, sebuah peternakan
sapi di Fort Bragg. Keduanya bermula hanya saling mengenal satu sama lain,
melakukan pendekatan, perkenalan dengan orang tua mereka, hingga akhirnya menjalin
hubungan.
Kisah cinta mereka digambarkan dengan apik dan membuat saya bisa senyam-senyum
sendiri ketika membacanya.
Dalam novel
ini, kisah Rhonda dan Greg mampu membuat emosi saya bagaikan
sedang menyaksikan sebuah film, dapat membuat mata berkaca-kaca ketika menghayati
kisah mereka. Kisah cinta yang bisa saja kita temukan juga di dunia nyata. Tarik
dan ulur perasaan seorang laki-laki yang tak mampu mengatakan perasaan
cintanya, yang semua orang tahu kecuali si perempuan yang ternyata juga
memendam rasa yang sama.
Kak Arleen berhasil membuat pembacanya baper (alias
bawa perasaan) ~
…tidak memerlukan mata untuk melihat apa yang baru saja dilihatnya. Dua orang yang disayanginya sedang sedih. Dan tidak memerlukan otak genius untuk tahu sebab kesedihan itu. (hal 246).
Berlatar belakang
di dunia pertanian membuat saya memberikan nilai plus untuk novel ini, karena
dengan membaca novel ini tidak hanya pelajaran mengenai cinta dan kehidupan
yang bisa diambil tapi ada juga ilmu pertanian –khususnya peternakan– Saya yang juga kuliah di jurusan pertanian jadi semakin bangga ketika novel Kak Arleen ini
bercerita mengenai kehidupan tokoh yang juga berlatar pertanian.
Dari segi
penulisan, saya tidak banyak menemukan typo (kesalahan tulis) hanya menemukan
kata masakan yang mungkin seharusnya masa di halaman 148.
Ada beberapa
kalimat yang buat saya jadi quote favorit:
… terkadang
di dalam diam, ada lebih banyak yang kau dengarkan dan kau mengerti, terutama
bila kedua orang yang sedang diam itu mengetahui bahwa dirinya berada di sana
saja, itu sudah cukup bagi yang satunya. (hal 53)
… seorang
mama adalah seperti malaikat yang tidak pernah hmengucapkan satu pun hal buruk
tentang anak perempuannya. (hal 105)
“Selalu ada
pertama kali untuk segalanya, Greg.” (hal 121)
Waktu memang
berjalan tanpa terasa jika kau sedang melakukan hal yang kau sukai. (hak 197)
Kata orang-orang,
“time heals”.
Seiring waktu berlalu
luka di hati harusnya bisa membaik. (hal 264)
Buat yang
mau merasakan hal yang sama, yuk kita baper bersama dengan baca buku ini. Saya
merekomendasikan sekali novel ini. Novel karya asli penulis Indonesia, novel Indonesia
tapi rasa baca novel terjemahan, karena dari judul, nama tokoh, juga latar
tempat yang di luar negeri.
Mulai dari
cover, novel ini unik, dari warnanya yang merah (warna kesukaan saya), dan juga
cerita yang mengesankan, saya bangga bisa baca novel ini. Kamu juga ya!
Empat jempol
untuk novel ini ~
Kak Arleen
ditunggu karya amazing selanjutnya yaaa :)