Thursday, June 23, 2016

[Review Buku] The Lady In Red by Arleen A


Keterangan buku:
Judul: The Lady In Red
Penulis: Arleen A
Editor: Dini Novita Sari
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Halaman: 360 hal
ISBN: 978-602-03-2712-9

Blurb
Betty ...
sebenarnya tidak ingin bersekolah di private school yang mahal itu
bersekolah di sana hanya karena mendapatkan beasiswa
tidak tahu bahwa itu akan mengubah hidupnya

Robert ...
sebenarnya tidak suka bersekolah di private school yang mahal itu
bersekolah di sana hanya karena disuruh orang tuanya
tahu bahwa itu memang jalannya ketika ia melihat Betty

Rhonda ...
tahu ia gemuk
tidak tahu bahwa ia menyukai Greg
tidak tahu bahwa Greg menyukainya juga

Greg ...
tahu ia hanya seorang pekerja di peternakan milik keluarga Rhonda
tidak tahu apakah ia berhak menganggap tempat itu rumah
tidak tahu apakah ia berhak menyukai Rhonda

Tapi sejauh apa pun dirimu pergi,
Sejauh apa pun perasaanmu menjauh,
Selalu akan ada tempat yang menarikmu pulang,
Selalu akan ada hati yang menarikmu kembali.

Review:
Satu kata pertama setelah saya akhirnya bisa menyelesaikan bacaan novel ini adalah AMAZING! dan kalau perlu ditambahkan beberapa kata lagi untuk melengkapi, saya akan menambahkan kata WOW dan KEREN untuk novel karya kak Arleen ini.

Novel ini mengangkat tema yang masih sama dengan novel kak Arleen yang pertama, yakni tentang Cinta, Romansa dua insan –bahkan bisa jadi lebih– yang dibumbui dengan konflik kehidupan, menariknya dari novel ini adalah tidak hanya menceritakan satu generasi, tapi beberapa generasi.

Novel tebal tapi tidak jadi masalah ketika dapat membuat pembacanya –termasuk saya– selalu dibuat penasaran untuk lanjut membuka halaman demi halaman.

Novel ini di bagi menjadi tiga bagian, ketika saya membaca bagaikan menyusun puzzle cerita, dan sempat mempertanyakan mengapa harus ada interlude di tengah cerita, tapi kemudian rasa penasaran saya terjawab setelah saya selesai membaca novel ini. 
Salut untuk pemikiran kak Arleen yang di luar dugaan ini.

Tokoh dan karakter dalam novel ini dijabarkan lengkap, dimulai dari Betty Liu yang merupakan keturunan Tionghoa, yang harus diatur warna bajunya.
Betty harus sesering mungkin memakai baju berwarna merah yang menyatakan kegembiraan dan keberuntungan. (hal 9)
Betty dan keluarganya tinggal di Amerika dan ia bisa bersekolah di Redwood High School karena mendapatkan beasiswa. Betty tidak menyukai sekolah barunya namun berubah ketika ia kenal dengan Robert, yang dilahirkan dan tumbuh di Wotton Dairy Farm, sebuah peternakan sapi di Fort Bragg. Keduanya bermula hanya saling mengenal satu sama lain, melakukan pendekatan, perkenalan dengan orang tua mereka, hingga akhirnya menjalin hubungan. 
Kisah cinta mereka digambarkan dengan apik dan membuat saya bisa senyam-senyum sendiri ketika membacanya.  

Dalam novel ini, kisah Rhonda dan Greg mampu membuat emosi saya bagaikan sedang menyaksikan sebuah film, dapat membuat mata berkaca-kaca ketika menghayati kisah mereka. Kisah cinta yang bisa saja kita temukan juga di dunia nyata. Tarik dan ulur perasaan seorang laki-laki yang tak mampu mengatakan perasaan cintanya, yang semua orang tahu kecuali si perempuan yang ternyata juga memendam rasa yang sama. 
Kak Arleen berhasil membuat pembacanya baper (alias bawa perasaan) ~
…tidak memerlukan mata untuk melihat apa yang baru saja dilihatnya. Dua orang yang disayanginya sedang sedih. Dan tidak memerlukan otak genius untuk tahu sebab kesedihan itu. (hal 246).
Berlatar belakang di dunia pertanian membuat saya memberikan nilai plus untuk novel ini, karena dengan membaca novel ini tidak hanya pelajaran mengenai cinta dan kehidupan yang bisa diambil tapi ada juga ilmu pertanian –khususnya peternakan– Saya yang juga kuliah di jurusan pertanian jadi semakin bangga ketika novel Kak Arleen ini bercerita mengenai kehidupan tokoh yang juga berlatar pertanian.

Dari segi penulisan, saya tidak banyak menemukan typo (kesalahan tulis) hanya menemukan kata masakan yang mungkin seharusnya masa di halaman 148.

Ada beberapa kalimat yang buat saya jadi quote favorit:

… terkadang di dalam diam, ada lebih banyak yang kau dengarkan dan kau mengerti, terutama bila kedua orang yang sedang diam itu mengetahui bahwa dirinya berada di sana saja, itu sudah cukup bagi yang satunya. (hal 53)

… seorang mama adalah seperti malaikat yang tidak pernah hmengucapkan satu pun hal buruk tentang anak perempuannya. (hal 105)

“Selalu ada pertama kali untuk segalanya, Greg.” (hal 121)

Waktu memang berjalan tanpa terasa jika kau sedang melakukan hal yang kau sukai. (hak 197)
Kata orang-orang, “time heals”. 

Seiring waktu berlalu luka di hati harusnya bisa membaik. (hal 264)




Buat yang mau merasakan hal yang sama, yuk kita baper bersama dengan baca buku ini. Saya merekomendasikan sekali novel ini. Novel karya asli penulis Indonesia, novel Indonesia tapi rasa baca novel terjemahan, karena dari judul, nama tokoh, juga latar tempat yang di luar negeri­.

Mulai dari cover, novel ini unik, dari warnanya yang merah (warna kesukaan saya), dan juga cerita yang mengesankan, saya bangga bisa baca novel ini. Kamu juga ya!

Empat jempol untuk novel ini ~

Kak Arleen ditunggu karya amazing selanjutnya yaaa :)

Friday, June 10, 2016

Purple Eyes by Prisca Primasari [+Review Singkat]



“Dia mencintai, menyayangi bahkan membenci dengan sepenuh hati. Dia tidak mau merasakan itu karena merasa kewalahan. Dia memilih untuk tidak merasa.....” (Hal 140).

Karena terkadang tidak merasakan itu lebih baik daripada menanggung rasa sakit yang bertubi-tubi

Ivarr Amundsen kehilangan kemampuannya untuk merasa. Orang yang sangat dia sayangi meninggal dengan cara yang keji, dan dia memilih untuk tidak merasakan apa-apa lagi.
Namun, saat Ivarr bertemu dengan Solveig, perlahan dia bisa merasakan lagi percikan-percikan emosi dalam dirinya. Solveig  gadis yang tiba-tiba masuk dalam kehidupannya. 
Solveig, gadis yang misterius dan aneh.
Berlatar belakang di Trondheim, Norwegia, kisah ini akan membawamu ke suatu masa yang muram dan bersalju. Namun, cinta akan selalu ada, bahkan di saat-saat tergelap sekalipun.



Novel romance, fantasi yang bikin nagih dari awal baca. Covernya yang ungu unyu, judulnya yang juga buat mata ingin melirik terus ke buku ini. 
Banyak kosakata dan hal-hal baru tentang Norwegia yang jadi latar tempat cerita Solveig dan Ivarr ini. Saya membayangkan tokoh-tokoh yang digambarkan oleh penulis dengan apiknya, dimana ada tokoh yang digambarkan memilih wajah yang rupawan, padahal ia adalah  dewa kematian. Imajinasi penulis yang menurut saya keren. Baca bukunya juga buat saya membayangkan kejadiannya, seperti halnya menonton sebuah film. 
Keren, kalau ini di memang filmkan :)
Ditunggu karya selanjutnya mba prisca! 

Keterangan buku
Judul: Purple Eyes
Penulis: Prisca Primasari
Penerbit: Penerbit Inari (Imprint Penerbit Spring)
Jumlah Halaman: 144 hal
ISBN: 978-602-74322-0-8


Wednesday, June 8, 2016

EXO SHOWCASE EX'ACT - MONSTER [+LYRICS]

160608 EXO SHOWCASE/COMEBACK STAGE WITH THEIR 3RD ALBUM EX'ACT, 
WITH 2 TITLE,
 LUCKY ONE AND MONSTER



HERE'S THE VIDEO EXO SHOWCASE FOR MONSTER


LYRICS EXO MONSTER
[Baekhyun] She got me gone crazy~uh, Wae simjangi ttwini~uh
[D.O] Neon areumdawo naui goddess, Dathyeoiji Yeah yeah
[Suho] Dudeuril teni nal deuryeobonaellae?
[Xiumin] Gamchwojin seurireul julge

[Kai] Nundongjaui hogisime imi neon ppajyeodeureogo
[Chen] Don’t be afraid, Love is the way
Shawty I got it, You can call me monster
[ALL] I’m creeping in your heart babe
dwijipgo muneoteurigo samkyeo
geurae neol humchyeo tamnikhae
[Lay] neol mangchyeo noheulgeoya
[Baekhyun] Ne mamsoge gagindoen chae, jugeodo yeongwonhi sallae
[Chen] Come here girl
[D.O] You call me monster
[Kai] Ne mameuro deureogalge
[Suho] She got me gone crazy~uh ([Chanyeol] Oh yeah, she got me)
Wae simjang-i twini~uh ([Chanyeol] Oh yeah, oh yeah, she got me)
[Xiumin] Naega jom seonggyeogi geuphae
geudak onsunhaji mothae ([Chanyeol] Neol miwohaesso)
[Lay] Hajiman neoreul wonhae ([Sehun] That’s right, my type)
[Lay] Gaseumeun geojismal an hae
[D.O] Sijakdwaesseo nae aneseo, Wiheomhan sinhoreul bonae
[Kai] Don’t be afraid, Love is the way
Shawty I got it, You can call me monster
[ALL] I’m creeping in your heart babe, dwijipgo muneoteurigo samkyeo
geurae neol humchyeo tamnikhae
[Xiumin] Neol mangchyeo noheulgeoya
[D.O] Ne mamsoge gagindoen chae, jugeodo yeongwonhi sallae
[Chen] Come here girl, You call me monster
[Suho] Ne mameuro deureogalge
[Baekhyun] Jeonyuri wa ne salmeul da... dwijibeo beorineunge
[Chen] I’m sorry, you make me so crazy, you know you do
[Chanyeol] Modu nal duryeowohae so I’m untouchable man
geunde ne jinsimeun wae gyeolguge nal geobu motae
[Sehun] Sumeoseo humchyeobodaga kkamjjak nollaji ([ALL] Who?)
negen antinomi gateun nan ne jonjaeui ilbu ([ALL] How we do?)
[Chanyeol] Nal geudaero badadeuryeo
[Sehun] Neoui duryeoun geokjeongeun jeobeoduryeom
[Chanyeol] Nega gyeondilmanhan gotongeul nuryeo
deo gipi ppajyeodeureo
[Sehun] Neol mamdaero gajigo nora nae soneseo mamkkeot nora
[Chanyeol] Domanggajima neon yeongwonhi maemdora
[D.O] You can call me monster
[ALL] I’m creeping in your heart babe, dwijipgo muneoteurigo samkyeo
geurae neol humchyeo tamnikhae
[Suho] Neol mangchyeo noheulgeoya
[Xiumin] Ne mamsoge gagindoen chae, jugeodo yeongwonhi sallae
[Chen] Come here girl, You call me monster
[Kai] Ne mameuro deureogalge
[Chen] Creeping, creeping, creeping
Creeping, creeping, creeping
[Baekhyun] You~ Oh creeping