Tapi menurut saya, smart itu gak cuma pinter, gak cuma ahli ngerjain soal kalkulus yang soalnya emang bisa saya katakan susah banget. Smart menurut definisi saya adalah bisa melakukan kegiatan positif atau punya usaha yang gak orang lain lakukan. Bisa bermanfaat buat dirinya sendiri dan orang disekitarnya adalah orang yang smart.
Seperti cerita dua pengalaman saya ini. Simak ya!
Dua pengalaman saya ini berhubungan dengan yang namanya tumbuhan pengganggu, alias gulma.
Cerita pertama..
Hari itu hari minggu, saya dengan salah satu teman saya punya kegiatan yang bisa dibilang smart dan anti mainstream. Ketika banyak orang mengagendakan hari Minggunya untuk berolahraga, entah itu lari, bulu tangkis, atau bersepeda, saya justru pergi ke lahan sawah. Petakan sawah yang saya datangi adalah petakan yang jadi lahan untuk praktikum salah satu mata kuliah. Sebenarnya bukan karena tugas atau perintah dari asisten apalagi Dosen. Ini adalah inisiatif dari saya yang sudah kesel binti sebel ngeliat petakan sawah yang ketika praktikum lebih hijau gulmanya daripada padinya.
Dengan harapan kalo di hari minggu ini kita bisa menyiangi semua gulma, maka saat hari praktikum kita gak lagi capek untuk cabutin gulma. Efisiensi waktu praktikum yang kita mau. Jadi ya, kita merelakan hari minggu kita yang harusnya bisa dipakai buat istirahat bahkan hibernasi sekalipun.
Dengan semangat 2013! Kita bisa menyelesaikan baris per baris petakan sawah, karena cuaca juga mendukung. Bukan cerah yang ada mataharinya, tapi mendung adem dan berangin yang ngedukung kita buat cabutin gulma dengan semangat tanpa takut kepanasan dan kebakar sengatan matahari. Ketika udah setengah petakan gulma kita cabut, tiba-tiba ada suara petir dan bikin kita ragu buat lanjut atau selesai. Galau antara lanjut terus hujan tapi nanti hari rabu nyantai, atau selesai sekarang tapi hari rabu tetep nyiangin gulma.
Sudah sempat sepakat disudahi saja, tapi feeling kalo gak akan hujan pun meruntuhkan niat kita buat udahan, akhirnya kita lanjutin sampe bener-bener selesai gulmanya dicabut.
Duh, memang rumput tetangga memang selalu lebih hijau.. Tapi ada kepuasan dalam diri saya, ketika bisa bermanfaat untuk sekitar meski kecil, tapi kegiatan yang smart ini bisa menolong tanaman padi tumbuh dengan subur tanpa harus tertekan lagi karena kompetisi dengan tumbuhan pengganggu.
Salam smart dan anti mainstream!
Cerita kedua..
Masih berhubungan dengan tumbuhan pengganggu alias gulma. Hari kamis, 27 November kemarin menjadi hari kamis yang menyenangkan sekaligus melelahkan. Hari ini saya dengan teman satu kelompok saya melakukan praktikum aplikasi herbisida untuk tanaman pengganggu. Kelompok saya yang biasanya tidak pernah akur, adu argumen selalu, dan ujung-ujungnya jadi diem-dieman, kali ini kelompok saya seperti keluarga.
Berawal dari keteledoran kami yang tidak membawa kuadran (alat yang dibuat dari kayu untuk analisis vegetasi), mau menganalisis vegetasi yang ada tapi bingung pakai apa. Akhirnya pakai penggaris, 4 penggaris dibentuk segiempat jadi 50 cm x 50 cm. Analisis pertama dengan 4 penggaris sukses! Smart banget.
Dengan menggunakan penggaris dirasa kurang efektif, akhirnya dua orang diantara kami mencari apapun yang bisa dibentuk jadi kuadran ukuran 50 cm x 50 cm. Dan, dapat! dari 4 bilah bambu yang kecil dan tipis pun bisa kita jadikan kuadran yang 'ala kadarnya' Smart yang kedua! Analisis yang kedua pun kami lakukan, mulai menggunting gulma yang ada untuk dianalisis.
Karena lahan yang kami analisis cukup panjang, jadilah kami diperintah oleh asisten untuk 3 kali analisis di spot yang berbeda.
Ketika yang lain dengan kuadrannya untuk menentukan spot yang akan dianalisis adalah dengan melemparnya, tidak halnya dengan kami. Kelompok kami justru seenak hati saja menentukan spot, dan langsung saja kuadran yang dibuat dari bilah bambu kecil yang ujung harus dipegangi itu diturunkan. Hmm ini beneran smart!
Ketua kelompok sempet kesal, tapi melihat kami yang lagi senang karena bisa membuat kuadran yang kreatif dari kami, akhirnya ketua pun tidak jadi marah, justru ia bangga dengan kami. Dan ia bilang kalau kita cerdas alias smart, yang meski alat seadanya bisa mengerjakan tugas praktikum dengan baik, dan tidak kalah dengan kelompok yang memang alatnya lengkap.
Obrolan selama kami menganalisis vegetasi bisa membuat kami tertawa lepas, saling bercanda satu sama lain, merasa bahagia meski alat seadanya. bisa memanfaatkan apapun yang ada, bukan lagi hal yang kreatif tapi juga smart. Alat yang bisa bermanfaat untuk kebaikan bersama.
Itulah hal yang bisa membuat saya merasa smart. Melakukan sesuatu dengan pikiran positif, hati yang positif, menghasilkan sesuatu yang positif, dan bermanfaat buat orang lain. Keep Smart!
smart itu memanfaatkan apa yang ada dengan maksimal. Semoga menang ya kakak :-)
ReplyDeletehuwaah, aamiin semogaaa *mupeng* :"D
DeleteHaloo, Emak Gaoel mampir ngecek-ngecek peserta.
ReplyDeleteTerima kasih ya sudah ikut meramaikan Ultah Blog Emak Gaoel.
Good luck! ^_^
iya emaak, maaciw udah mampir and ninggalin jejaknya disini.. ditunggu smartfrennya di rumah ya mak #eh :D
Delete