Tita anaknya manis, suka makanan manis.
Begitu juga hari ini, ia terlihat manis dan berharap hari ini jadi hari
termanis.
Sampai saatnya…
“Kenapa tiba-tiba ninggalin aku? Bahkan kita
baru aja duduk dan bertukar senyum”
“Kamu nyebelin” jawab Tita sekenanya
“Ekspresimu berubah sampai saat wanita itu datang
ke meja kita, katamu kan terserah aku, asal manis”
Muka Tita makin cemberut saat mendengar
kata itu.
Asalkan manis..
“Kamu lebih nyebelin, Ta” tersontak, saat
kata-katanya dikembalikan.
Ini janji kesekian setelah berkali-kali
Zico memaksa Tita untuk sesekali merasakan beda suasana dari sekedar ngobrol di
beranda rumah Tita dengan diawasi oleh orangtuanya.
Tapi, satu syarat, tempat pertemuan Tita
yang pilih.
“Kita udah jalan 1 tahun loh, Ta. Ah, apa
harusnya aku pilih Tiramisu ya tadi”
Tita berbalik, menatap tajam.
“Maksud kamu?”
“Respon kamu cepat ya, bahkan sebelum wanita
itu ninggalin meja kita, mukamu suram dan pergi.
Hening.
“Lupain dia, Ta. Apa perlu aku jadi koki agar
bisa merubah rasa makanan manis itu?”
“Tidak perlu, Zico. Aku suka manis, tapi
tidak yang satu itu, tidak semanis namanya. Kamu bisa jadi Tirramisu aku untuk
menghilangkan rasa strawberrynya”
Jawaban Tita membuat Zico tersenyum. Tapi masih
terlihat muka sedih Tita.
“Aku siap jadi menu baru kesukaanmu,
sekarang Ta. Tidak perlu khawatir soal rasa, bahkan lebih manis dan tidak masam”
Senyum merekah terlihat jelas dari wajah
Tita sekarang.
Tita sudah berusaha untuk mengubur rasa
manis bercampur masam itu, menghindari rasanya tidak cukup untuk
menghilangkannya. Kini ia tahu, satu caranya, menggantinya dengan Tiramisu, manis
dan tidak ada rasa masam. Meski banyak orang mengatakan tidak akan mudah, tapi
Tita coba untuk melupakan. (LS)
good luck!
ReplyDeletenice!
ReplyDelete